Liputan6.com, Jakarta: Slogan Pray for Indonesia menjadi perbincangan hangat di mana-mana. Di jejaring sosial, seperti twitter, Pray for Indonesia bahkan menjadi topik hangat, seiring musibah yang menimpa negeri ini secara bertubi-tubi.
Tiga aktivis Pray for Indonesia, yakni Ratu Fatimasan, Arthur Garinca, dan Amri menjadi tamu dialog Liputan 6, Sabtu (30/10) pagi. Mereka menceritakan seputar terbentuknya komunitas Pray for Indonesia, yang belakangan menjadi semangat tersendiri buat sejumlah kalangan bangkit dari keterpurukan.
"Sebenarnya Pray for Indonesia dibentuk pada Mei 2010. Berawal dari rasa prihatin terhadap berbagai tindak kekerasan yang terjadi di sini. Lalu tak lama muncul berbagai bencana, dari Wasior, Mentawai, dan Merapi," ujar Ratu Fatimasan, yang sehari-hari bekerja di Bali.
Keprihatinan sesama aktivis jaringan sosial itu kemudian mengemuka. Bersama sejumlah teman, termasuk Arthur, mahasiswa Universitas Negeri 11 Maret Solo, Jawa Tengah, Ratu membawa Pray for Indonesia menggelinding. Sloga mereka menjadi harapan untuk membawa bangsa ini bangkit.
"Doa adalah hal yang paling kecil dan bisa dilakukan semua orang secara spontan. Karena itu kita kemudian kami memakai Pray for Indonesia," jelas Arthur.
Menurut Amri, sejak saat itulah, dukungan terhadap Pray for Indonesia terus bertambah. Tak hanya dari dalam negeri, sejumlah selebritas dunia juga menyatakan dukungannya. Dari Justin Bieber sampai Tom Cruise.
Baik Ratu, Arthur, maupun Amri berharap, Pray for Indonesia bisa sebagai wadah semua orang yang bertujuan membuat Indonesia lebih baik lagi. Caranya dengan bersama-sama membantu mereka yang memang memerlukan bantuan.
"Seperti yang dilakukan komunitas di Solo. Mereka turun ke jalan menggalang dana untuk korban bencana. Ada juga yang bersedia menjadi relawan untuk korban Merapi," kata Ratu.
Ratu berharap, berbagai elemen bangsa Indonesia bisa percaya diri dan terus melakukan hal positif. "Sebab, Tuhan pasti tidak tidur. Tuhan akan melihat hal itu semua," ujar Ratu.(ULF)
No comments:
Post a Comment